Jumat, 30 Maret 2012



ANEMIA


11.    Anemia Defisiensi Besi
A. Pengertian
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia akibat kekurangan zat besi untuk sintesis hemoglobin dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak pada anak dan menyebabkan masalah kesehatan yang paling besar di seluruh dunia terutama di hromb sedang berkembang termasuk Indonesia.
B.  Terapi
a)    Besi Oral
Garam Besi
     Kandungan Besi
Ferro Sulfat
     20%
Ferro Glukonat
     12%
Ferro Fumarat
     33% 
Besi Karbonat
    100%
     Kompleks Besi Polisakarida
    100%

a.    Mekanisme kerja: zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin yang bersama-sama dengan rantai globin membentuk hemoglobin.
b.   Khasiat: pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi.
c.    Dosis: 200 mg per hari dalam 2 – 3 dosis terbagi.
d.   Efek samping: noda pada gigi, nyeri abdominal, konstipasi, diare, mual, warna feses gelap.

b)   Besi Parenteral
Garam Besi
     Kandungan Besi
Na – Besi Karbonat
    62,5 mg besi / 5 mL   
Besi Dekstran
   50 mg besi / mL   
Besi Sukrosa
    20 mg besi / mL


a.    Mekanisme kerja: zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin yang bersama-sama dengan rantai globin membentuk hemoglobin.
b.   Khasiat:
·      Na – Besi Karbonat: Anemia defisiensi besi pada pasien yang menjalani hemodialisis kronis dan menerima terapi suplemen dan eritropoietin.
·      Besi Dekstran: Anemia defisiensi besi pada pasien yang tidak memungkinkan diberikan terapi oral.
·      Besi Sukrosa: Anemia defisiensi besi pada pasien yang menjalani hemodialisis kronis dan menerima terapi suplemen epoietin alfa.
c.    Dosis:
·      Na – Besi Karbonat: 8 X 125 mg
·      Besi Dekstran: 10 X 100 mg
·      Besi Sukrosa: 10 X 100 mg
d.   Efek samping :
·      Na – Besi Karbonat: Kram, mual, muntah, flushing, hipotensi, pruritus.
·      Besi Dekstran: Rasa sakit, noda coklat pada tempat injeksi, flushing, hipotensi, demam, anafilaksis.
·      Besi Sukrosa: Kram kaki, hipotensi.

22.   Anemia Defisiensi Asam Folat
A. Pengertian
Anemia defisiensi asam folat adalah berkurangnya sel darah merah (eritrosit) atau anemia akibat kurangnya asam folat. 
B.  Terapi : Asam Folat
 
a.    Mekanisme kerja: folat berperan dalam sintesis hrombosisin dan pemeliharaan eritropoiesis normal.
b.   Khasiat :
·      Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat
·      Peningkatan kebutuhan asam folat pada kondisi kehamilan
·      Profilaksis defisiensi asam folat pada pemakaian antagonis asam folat
c.    Dosis: : folat oral 1 mg setiap hari selama 4 bulan
a.    Efek samping: perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, iritabilita, anoreksia, mual, distensi abdominal, flatulensi.

23.  Anemia Defisiensi Sianokobalamin
A. Pengertian
Anemia Defisiensi Sianokobalamin adalah anemia akibat kekurangan B12
B.  Terapi: vitamin B12 (sianokobalamin)
a.    Mekanisme kerja: merupakan kofaktor yang mengaktivasi koenzim asam folat
b.   Khasiat:
·      Anemia pernisiosa
·      Peningkatan kebutuhan vitamin B12 pada kondisi kehamilan, pendarahan, anemia hemolisis, tirotoksikosis, dan penyakit hati dan ginjal
c.    Dosis: Kobalamin oral 2 mg per hari selama 1 – 2 minggu, dilanjutkan 1 mg per hari. Sianokobalamin parenteral 1 mg per hari selama seminggu, dilanjutkan seminggu sekali selama sebulan, dilanjutkan kobalamin oral per hari.
d.   Efek samping: edema pulmonary, gagal jantung kongestif, hrombosis hrombos perifer, syok anafilaktik, atropi saraf optic

24.    Anemia Gagal Ginjal Kronis
A.    Pengertian
Anemia gagal ginjal kronik adalah anemia yang menyertai pada penyakit gagal ginjal kronik akibat berkurangnya kadar eritropoeitin.
B.  Terapi: Epoetin Alfa
a.    Mekanisme Kerja: menstimulus eritropoiesis
b.   Khasiat:
·      Anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal kronis.
·      Anemia yang disebabkan terapi Zidovudin.
·      Anemia pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
·      Anemia pada pasien yang mengalami hrombos.
c.    Dosis: Epoetin intravena 50 – 100 unit/kg, seminggu 3 kali. Dosis dapat dinaikkan menjadi 150 unit/kg, seminggu 3 kali apabila Hb tidak meningkat setelah 6 – 8 minggu. Pada pasien AIDS, dosis epoetin adalah 300 unit/kg, seminggu 3 kali.
d.   Efek samping: Kenaikan tekanan darah, Peningkatan jumlah hrombosis (bergantung dosis), Gejala mirip influenza dapat dikurangi dengan injeksi perlahan selama 5 menit, Peningkatan kadar plasma kreatinin, urea, dan fosfat, Konvulsi, Anafilaksis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar